layakkah saya menjadi seorang wirausaha?

by 01.07 0 komentar

Layakkah Saya menjadi seorang wirausaha?
Berbicara soal layak atau tidak layak, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi wirausaha.  Hanya saja kuncinya ada pada diri masing-masing. Berkeinginan atau tidak berusaha atau tidak, karena menjadi wirausaha bukan dari gen keturunan ataupun sifat yang memang sudah tertanam dari lahir. Tetapi karena dilatih dan diasah untuk bisa memiliki jiwa kewirausahaan. Begitupun saya, memiliki kesempatan yang sama.
Sedikit meninjau dari sisi karakter wirausaha Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengatakan karakter wirausaha diantaranya adalah:
1.       Percaya diri
Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme
2.       Berorientasikan tugas dan hasil
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif
3.       Pengambil resiko
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan
4.       memiliki jiwa kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun
5.       Keorisinilan
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas
6.       Berorientasi ke masa depan
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan
7.       Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
Saya meyakini karakter yang telah disebutkan di atas pasti dimiliki oleh setiap manusia, meskipun tidak menonjol dan mencolok, namun krakter ini pasti ada pada diri setiap orang. Ini berarti, masing-masing kita memiliki kesempaan yang sama untuk bisa menjadi wirausaha. Untuk bisa menjadi sukses. Untuk bisa memberikan dedikasi terbaik untuk Indonesia. Masing-masing kita layak untuk menjadi wirausaha.
Lalu kemudian yang mungkin menjadi pertanyaan adalah apa yang bisa saya lakukan dengan karakter-karakter diatas? Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.
Pengalaman saya dalam berwirausaha memang belum seperti wanita entrepreneur sukses lain yang tersohor namanya. Pengalaman itupun tidak banyak dan cenderung dalam skala kecil. Tetapi saya yakin disuatu saat nanti, saya akan mampu seperti mereka. Saya akan mampu memberikan dedikasi terbaik saya untuk Indonesia sebagai wirausaha yang dapat mempekerjakan pengangguran Indonesia dan membantu menggerakkan perekonomian Indonesia.
Sedikit ingin menceritakan pengalaman-pengalaman tersebut, sewaktu kelas empat sekolah dasar saya berjualan keripik bayam hutan yang saya buat sendri. Awalnya saya memanfaatkan bahan-bahan dari dapur ibu saya sebagai modal karena saat itu saya tidak memiliki modal. Sepulang dari madrasah (sekolah) saya mencari bahan pokok (bayam hutan) di lingkungan madrasah, sore harinya saya membuat keripik untuk dijual disekolah esok hari. Hingga pada akhirnya dagangan saya berkali-kali habis dan mendapat keuntungan.  Kemudian barulah saya berfikir untuk tidak menggunakan bahan-bahan dari dapur ibu lagi. Begitulah keseharian saya setiap hari. Mungkin bisnis ini hanya sederhana, dan kisahnya tidak menginspirasi. Namun, hal yang saya tangkap dari pengalaman ini adalah saya meyakini bahwa saya memiliki jiwa untuk berwirausaha. Saya bukanlah orang yang terlahir dari ayah atau ibu wirausaha. Dan orang tua saya belum pernah memperkenalkan saya dengan bisnis, dengan usia yang masih dini saya memiliki keberanian untuk berwirausaha, walaupun resikonya tidak besar dan sesuai dengan usia saya. Saat kelas empat SD saya telah mamahami bahwa konsep dalam berbisnis adalah mengupayakan biaya seminimum mungkin agar memaksimumkan laba serta mengupayakan bagaimana modal yang dimiliki dapat berputar dengan cepat dan baik. Ada juga beberapa pengalaman berwirausaha lainnya namun tidak saya bahas di sini. Dari pengalaman inilah saya menyimpulkan, bahwa jiwa wirausaha yang saya miliki dan kesenangan saya terhadap wirausaha haruslah terus diasah, dilatih dan ditingkatkan.
Saat ini, saya mencoba untuk memulai berwirausaha kembali dengan berbisnis batik. perusahaan batik tersebut kami (owner) namai dengan Batik Revolusioner (BatRe). Di perusahaan itu saya sebagai menteri perdagangan. BatRe perusahaan baru yang masih dalam siklus bisnis pertama yaitu fase introduksi. Bisnis ini sangat membantu saya untuk belajar. Belajar menjadi wirausaha yang berani, belajar menjadi wirausaha yang kompeten ulet dan sigap.

Annisa Iffah Azzahra

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

menerima kritik, saran, dan pertanyaan