Infrastruktur Pertanian Tak Boleh Terabaikan

by 01.10 0 komentar


Infrastruktur Pertanian Tak Boleh Terabaikan


http://www.shnews.co/foto_berita/76100912-waduk.JPG
                                                                                                                                   (dok/antara)
             Pertanian adalah aspek yang perlu diprioritaskan. Mengingat peran penting pertanian dan sumbangansinya terhadap PDB serta peran pertanian dalam menyerap tenaga kerja terbesar. Kini Indonesia tengah dihadapkan oleh berbagai tantangan pembangunan pertanian. Permasalahan infrastruktur kerap kali menjadi penyebab permasalahan dan ketidakefisienan pertanian di Indonesia.
Beberapa kasus yang timbul diantaranya adalah peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang berbanding terbalik dengan jumlah lahan pertanian. Lahan pertanian semakin sempit karena dikonversi menjadi perumahan dan pemukiman masyarakat. (search data areal luas lahan pertanian Indonesia 3 tahun terakhir)  hal ini menjadi semakin dilematis ketika ternyata banyak pula lahan tidur yang belum termanfaatkan.
            Kasus berikutnya adalah kelangkaan daging sapi. Jika kita memperhitungkan supply dan demand daging sapi di pasaran, bukan tidak mungkin bagi kita untuk berswasembada daging sapi, sebab jumlah sapi di Indonesia mencapai 14,8 juta ekor sapi potong. Namun harganya sangat tinggi. Mengapa hal ini terjadi? Karena distribusi sapi dari sentral produksi dan sentral pasar tidak efisien. Persoalan distribusi sangat berkaitan erat dengan infastruktur.
            Contoh kasus lainnya yang hampir serupa adalah rantai nilai distribusi beras dari petani ke konsumen. Sentral produksi beras banyak yang tidak terjangkau oleh infrastruktur yang memadai. Petani kesulitan untuk mengangkut beras dalam jumlah besar. Sehingga selama ini peran tengkulak begitu erat. Salah satunya karena distribusi produk yang sulit inilah yang menjadikan harga beras ditingkat konsumen sangat tinggi. 
Terabaikannya pembangunan infrastuktur dapat mengganggu pencapaian empat target utama pembangunan pertanian ke depan, yaitu pencapaian swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah daya saing dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani.
Menurut A.T Mosher Peningkatan infrastuktur bagi pertanian merupakan salah satu bagian dari syarat pokok pembangunan pertanian. Dimana infrastruktur tidak dapat diabaikan demi keberadaan pertanian. Sarana dan prasarana dapat berfungsi sebagai mempercepat produksi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produksi, memudahkan dll. Infrastuktur pertanian dapat berupa teknologi untuk mengolah bahan-bahan pertanian, transportasi untuk pendistribusian produk pertanian kepada konsumen, sarana dan prasarana penunjang untuk melancarkan produksi dan distribusi pertanian.
    Sebagai contoh, salah satu aset infrastruktur pertanian adalah irigasi, nilai aset irigasi sangat besar, mencapai Rp. 278 trilliun, namun sangat disayangkan nilai aset yang demikian besar dalam perkembangannya kurang mendapat perhatian serius hingga kondisinya lambat laun mengalami penurunan hingga kerusakan. Terlihat dari kerusakan irigasi diberbagai daerah. Hasil audit Ditjen Sumber Daya Air (SDA) tahuhan 2010 menunjukkan bahwa kondisi jaringan irigasi primer dan sekunder yang dikelola oleh pemerintah pusat yang kondisinya baik sebesar 54%, sedangkan yang dikelola oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota masing-masing hanya sebesar 39% dan 48%.
    Selain itu, infrastruktur dalam hal teknologi dan transportasi juga cukup memprihatinkan. Sehingga petani belum bisa memproduksi secara efektif dan efisien. Transportasi yang kurang memadai akan menyulitkan dalam pendistribusian produk pertanian. Akses ke dari produksi hingga pemasaran masih sulit akibat pembangunan wilayah yang tidak merata.
Sudah seharusnya pemerintah bertindak lebih serius dan fokus dalam menangani permasalahn pertanian Indonesia. Kementerian pertanian memfokuskan anggaran pertanian sebesar Rp. 19,33 trilliun pada tahun 2013. Menteri Pertanian Bapak Siswono mengatakan bahwa “tanaman pangan yang akan kami tingkatkan produksinya adalah padi, jagung, dan kedelai baik dari segi infrastruktur pendukung hingga penelitian” pada selasa, 11 September 2012 lalu saat rapat kerja dengan komisi V DPR. Dengan alokasi sub sektor sekolah lapangan pengelolaan tanaman sebesar Rp. 4,4 trilliun, untuk sarana dan prasarana sebesar Rp. 4,1 trilliunyang akan digunakan untuk optimalisasi lahan, pengembangan system of rich intensification, perbaiakan irigasi dan perluasan areal sawah. Dengan kondisi Indonesia saat ini, banjir diberbagai wilayah Indonesia, longsor, erosi dan kerusakan lainnya menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah, petani dan pihak-pihak terkait pertanian untuk membenahi dan memperbarui berbagai infrastruktur.  Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk dapat bekerjasama dalam mensukseskan tercapainya tujuan pertanian Indonesia. seluruh pihak haruslah serius dan saling bekerjasama.
Infrastruktur yang digunakan juga harus efektif, efisien dan mudah untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh petani. Jangan sampai sarana dan prasarana yang digunakan tidak sesuai atau bahkan tidak dapat digunakan. Pemerintah juga memberikan bimbingan sebagai fungsi pengawasan terhadap penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian.

Monicha Septya Harni
Staff  Deprt. KASTRAD
BEM FEM IPB 2013

Annisa Iffah Azzahra

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

menerima kritik, saran, dan pertanyaan