C I N T A
Sering kali setiap insan mencoba
memahami artinya cinta. Cinta, oh cinta. Kata orang, cinta adalah perasaan kepada sesuatu tanpa alasan apapun. Benarkah? ya, bisa jadi.
Oke, Saya akan mencoba definisikan cinta. Apa itu cinta? benarkah cinta tak mengharapkan apapun?
sejenak saya mencoba merenungi definisi cinta. Percaya atau tidak inilah definisi saya tentang C I N T A. Cinta tanpa alasan hanyalah kebohongan yang dibalut keindahan. Cinta tanpa alasan hanyalah kata-kata pujangga dalam bait puisi. Cinta tanpa alasan hanyalah bualan yang membuaikan semata.
Oke, Saya akan mencoba definisikan cinta. Apa itu cinta? benarkah cinta tak mengharapkan apapun?
sejenak saya mencoba merenungi definisi cinta. Percaya atau tidak inilah definisi saya tentang C I N T A. Cinta tanpa alasan hanyalah kebohongan yang dibalut keindahan. Cinta tanpa alasan hanyalah kata-kata pujangga dalam bait puisi. Cinta tanpa alasan hanyalah bualan yang membuaikan semata.
Mengapa? Katanya cinta sejati
adalah cinta tak yang mengharap apapun, cinta tanpa alasan?
Aku mencintai keluargaku, karena mereka menyayangiku, mereka rela berkorban untukku, karena mereka memberikan kasih sayangnya padaku. Ibu, melahirkanku, mendidikku, menjagaku, membesarkanku, membimbingku, mendoakanku, dan berjuta alasan lainnya membuatku mencintai ibuku. Aku tak mencintai ibu-ibu yang lain seperti cintaku pada ibuku. Karena ibu yang lain tak sama besar cintanya untukku. Cintaku pada ibu beralasan, Apakah ini bukan cinta namanya?
Ayah, aku mencintai ayah karena ia menyayangi ibuku, menjagaku, menafkahiku, rela berkorban untuk membahagiakanku. Bukan tanpa alasan aku mencintai ayah. Aku tak mencintai ayah-ayah lainnya seperti aku mencintai ayahku. Lantas apa ini bukan cinta namanya?
Aku mencintai sahabat-sahabatku dan saudara-saudaraku, bukan tak beralasan aku mencintai mereka. Mereka menemaniku saat suka dan duka, membantuku belajar memahami, mengerti, rela berkorban untukku, mereka sedia membantuku kala ku susah, menyayangiku dan suka menasehatiku dalam kebenaran. Alasanku mencintai mereka karena mereka begini dan begitu. Apakah itu bukan cinta namanya?
Aku mencintai guruku karena mereka mengajariku banyak hal, mereka mendidikku untuk mengenal dunia. Mereka mengenalkanku, dengan huruf, kata, kalimat, hitung-menghitung, serta mengajariku banyak hal tentang kehidupan ini. Bukan tak beralasan aku mencintai mereka. karena aku membutuhkan mereka, apakah aku tak mencintai namanya?
Bahkan kepada Tuhanpun, ku coba membayangkan, jika Tuhan tak memberikan nikmat Rahmad dan karuniaNya kepadaku, mungkin aku tak akan pernah mencintai Tuhanku karena kelemahanku.
Semakin ku coba memahami. Sebersih-bersihnya cinta hanyalah Cintanya Allah SWT yang Maha Mencintai. Cinta yang benar-benar tanpa alasan. Cinta yang tak mengharap apapun dan karena apapun. Rabb yang Maha pengasih lagi maha penyayang. Rabb yang memberi tanpa pamrih.
Mengapa tidak? Adakah Ia
memberikan karunia dan nikmatNya padamu karena sesuatu darimu? Karena paksaan
dari sesuatu apapun? Karena kebaikanmu? Karena kecantikan atau ketampananmu?
Karena pangkat dan jabatanmu? Mengharap pamrih darimu? Karena garis
keturunanmu? Adakah kerugian bagiNya karenamu dan tanpamu? Tidak, tentu tidak. Jangankan
itu, ibadahmu kepadaNya pun bukan karena Allah butuh pada ibadahmu. Tak ada bedanya
ada atau tidaknya dirimu bagi Allah SWT.
Ini bukti dari Allah bersifat Qiyamuhu
binafsihi (Berdiri sendiri). Allah tak membutuhkan apapun dan siapapun dari
makhluknya. Allah yang Maha Berdaya tak bergantung pada apa dan siapapun. Ini
sangat bertolak belakang dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial, tak bisa
hidup tanpa orang lain. Saling membutuhkan satu sama lain. saling ketergantungan.
Cinta beralasan adalah fitrah
yang diberikan Allah pada makhluknya. Karena lemahnya makhluk menyebabkan kita
tak mampu mencintai tanpa alasan apapun. Maka benarlah, Cinta yang Hakiki
hanyalah Cinta Allah. Namun bukan berarti cinta beralasan, bukan cinta
yang sesungguhnya.
karena Cinta memiliki prioritas yang berbeda bagi pemiliknya
karena setiap keping Cinta memiliki tuan yang berbeda-beda pula.
hanya saja, bagaimana kita mampu membagi kepingan Cinta itu sesuai dengan haknya
karena Cinta memiliki prioritas yang berbeda bagi pemiliknya
karena setiap keping Cinta memiliki tuan yang berbeda-beda pula.
hanya saja, bagaimana kita mampu membagi kepingan Cinta itu sesuai dengan haknya
Maa syaa Allah..
BalasHapusTerima kasih tulisannya..
Semoga bermanfaat :)
BalasHapus