menara keabadian

by 22.11 0 komentar


Menara Keabadian
Aku hanya ingin membangun menara keabadian sejak saat ini. Aku tidak ingin terlambat membangun fondasi dan aku tidak ingin keabadian hanya tinggal kemustahilan. Bisakah kita kumpulkan butir-butir pasir dan batu bata bersama? Ku harap ya. Agar kita saling menilai yang terbaik. Tunggu. Dimana akan kita bangun menara keabadian ini? Aku tahu tempat yang menjadi peraduan terindah untuk kita. dan akupun tahu kau juga mendambakannya. Ya, Disana.
Aku sungguh ingin kita menjadi arsitek terbaik, bersama menara keabadian itu. Maka kuatkan diri kita. kita bersama. kau siapkan semennya. Aku carikan bahannya. Kau letakkan batu-batunya. Aku pasangkan jendelanya. Dan kita saling melengkapi untuk kesempurnaan abadi.
Pekerjaan ini memang lebih berat dari biasanya. Terkadang aku mengeluh dalam kepayahan ini. Sabar katamu. Bukankah kita akan menggapai asa setelah ini? Kau juga bilang kau sangat merindukan waktu saat kita akan menikmatinya bersama. Aku juga rindu saat kau membacakan surat cintaNya untukku di atas menara keabadian nanti. Atau waktu disaat hembusan angin menyapa wajah-wajah kita yang sedang berhadap pada ka’bah. Menikmati setiap gerak-gerak runut cinta dengan ketulusan. Waktu yang belum pernah kita merasakannya, tapi terasa sangat rindu. ini kisah kita, bersama menara keabadian.

Annisa Iffah Azzahra

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

menerima kritik, saran, dan pertanyaan