Pengorbananmu Terlalu Mahal Untuk Membayar Panggilan 10 Detik Itu
"Nak, kalau memang ada rizkinya kita ketemu, insyaAllah ketemu. Kalau tidak, mau bagaimanapun usahanya, ga akan ketemu juga. Jangan diundur wisudanya ya nak"
Air mata yang berhari-hari dibendung meluap dan tumpah. Hati yang berusaha tegar untuk katakan "ga apa-apa oni wisuda sendiri, disini ada yang nemenin kok" kalah sudah. Yang ada hanyalah suara sesegukan. Kemudian disusul dengan kata-kata "jangan nangis, papa juga pingin kali (ingin sekali) datang ke wisuda oni. Papa sayang sama oni" suaranya berubah parau karena menahan tangis juga
"Masih panjang hari (waktu masih panjang), kalau tidak senin, selasa kita berngkat, kalau tidak selasa, rabu juga kita usahakan" hiburnya
"Nak, kalau memang ada rizkinya kita ketemu, insyaAllah ketemu. Kalau tidak, mau bagaimanapun usahanya, ga akan ketemu juga. Jangan diundur wisudanya ya nak"
Air mata yang berhari-hari dibendung meluap dan tumpah. Hati yang berusaha tegar untuk katakan "ga apa-apa oni wisuda sendiri, disini ada yang nemenin kok" kalah sudah. Yang ada hanyalah suara sesegukan. Kemudian disusul dengan kata-kata "jangan nangis, papa juga pingin kali (ingin sekali) datang ke wisuda oni. Papa sayang sama oni" suaranya berubah parau karena menahan tangis juga
"Masih panjang hari (waktu masih panjang), kalau tidak senin, selasa kita berngkat, kalau tidak selasa, rabu juga kita usahakan" hiburnya
**Kabut asap Riau**
7 September 2015,
"ada juga rizki kita ketemu kan? Ngapain kemarin oni nangis?" Kata papa. "Papa kok yang kemarin nangis duluan" saling mengejek lalu tertawa. Haha
Malam.
Kulihat langkahnya tak lagi tegap seperti dulu. Keringatnya bercucuran dan kakinya gemetar menahan sakit. Segera ku sambut dan ku gandeng tangannya. Memastikan agar ia berdiri kokoh padaku. Canggung, ya tentu. Karena ini kali pertamaku melakukannya. Maklumlah Aku dan adik-adik tidak terbiasa bermanja-manja dengan papa.
Kembali lagi ku pandangi papa dalam-dalam. Mataku mulai perih melihat keringatnya yang bercucuran, bibirnya yang pucat dan kakinya yang gemetar. Berkali-kali kau harus terduduk untuk meredakan rasa sakitmu. Allahu, ingin rasanya memeluknya erat-erat dan katakan "maafkan oni pa, makasih sudah berjuang dengan susah payah supaya bisa mendampingi oni dihari wisuda nanti"
9 September 2015
"Monicha Septya Harni, keluarga Jaharuddin, Cumlaude"
Ah, pengorbananmu terlalu mahal untuk membayar "panggilan 10 detik" itu. Maaf pa.
Titip rindu buat ayah. Ebit G Ade. sebuah lagu yang tak asing dan sering kita dengar bersama. Lagu itu juga yang dinyayikan seorang soloist dipenghujung acara sakral ini. Di setiap bait-bait lagunya mengingatkanku padamu ketika malam itu.
Lekas sembuh pa, maafkan, terimakasih, dan doakan anakmu kuat berjuang di sini.
👧❤👨
#ayah
#papa
#sayangayah
#sayangpapa
#090915
7 September 2015,
"ada juga rizki kita ketemu kan? Ngapain kemarin oni nangis?" Kata papa. "Papa kok yang kemarin nangis duluan" saling mengejek lalu tertawa. Haha
Malam.
Kulihat langkahnya tak lagi tegap seperti dulu. Keringatnya bercucuran dan kakinya gemetar menahan sakit. Segera ku sambut dan ku gandeng tangannya. Memastikan agar ia berdiri kokoh padaku. Canggung, ya tentu. Karena ini kali pertamaku melakukannya. Maklumlah Aku dan adik-adik tidak terbiasa bermanja-manja dengan papa.
Kembali lagi ku pandangi papa dalam-dalam. Mataku mulai perih melihat keringatnya yang bercucuran, bibirnya yang pucat dan kakinya yang gemetar. Berkali-kali kau harus terduduk untuk meredakan rasa sakitmu. Allahu, ingin rasanya memeluknya erat-erat dan katakan "maafkan oni pa, makasih sudah berjuang dengan susah payah supaya bisa mendampingi oni dihari wisuda nanti"
9 September 2015
"Monicha Septya Harni, keluarga Jaharuddin, Cumlaude"
Ah, pengorbananmu terlalu mahal untuk membayar "panggilan 10 detik" itu. Maaf pa.
Titip rindu buat ayah. Ebit G Ade. sebuah lagu yang tak asing dan sering kita dengar bersama. Lagu itu juga yang dinyayikan seorang soloist dipenghujung acara sakral ini. Di setiap bait-bait lagunya mengingatkanku padamu ketika malam itu.
Lekas sembuh pa, maafkan, terimakasih, dan doakan anakmu kuat berjuang di sini.
👧❤👨
#ayah
#papa
#sayangayah
#sayangpapa
#090915
0 komentar:
Posting Komentar
menerima kritik, saran, dan pertanyaan