Ia yang Dulu Ku Sebut Dalam Doaku, Ia Murobbiku.. (cerpen 1)

by 04.14 0 komentar


Ia yang Dulu Ku Sebut Dalam Doaku, Ia Murobbiku..
(Cerita Sederhana, Bagiku segudang Makna)
Oleh : Annisa Iffah Azzahra
Dulu sewaktu SMP Iffah termasuk anak yang bandel, suka melanggar peraturan dan malas belajar hingga akhirnya ia dihukum bersama dua orang temannya. Orang tuanya dipanggil, ia tak kuasa menahan tangis merasa berdosa melihat ibunya datang sebatang kara dan menagis meminta diringankan hukuman untuk anaknya itu. Mulai sejak itu ia berjanji tidak akan mengecewakan ibunya. Ia mulai mendekatkan diri pada Tuhan, dan ia merasa syahdu di hari-harinya. Ibadah pun mulai ia tingkatkan. Tahajjud, dhuha, rawatib dan lainnya. Kehidupannya mulai berubah sedikit demi sedikit. Namun semakin hari, entah mengapa semakin ia merasa membutuhkan seseorang. Seseorang  yang bisa membimbingnya untuk belajar mendalami islam, mengingatkannya, membantunya untuk menjaga kondisi keimanan yang fluktuatif. Mungkin bisa menjadi kakak ataupun guru. “Ya Allah, aku butuh kakak yang bisa membimbingku untuk mengenalmu” doanya.
Iffah sudah lebih baik dari sebelumnya namun sebagaimana remaja kebanyakan yang labil, Ia  juga sama. Terlebih ini waktu-waktunya mencari jati diri. Ingin kece, ngtrand, terkenal, seperti teman-teman yang diidolakan disekolah. Sempatpun terbesit ingin terjun ke dunia modeling. Dasar ABGe!. Kasus pelanggaran dikala SMP waktu itu memang memberikan dampak positif bagi Iffah, ia lebih rajin dan giat belajar karena tak ingin mengecewakan lagi. Selama SMA ia selalu mendapat peringkat tiga besar dikelas, sehingga iapun mendaftarkan diri ke salah satu universitas ternama di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. ketika itu entah apa yang mebuat hatinya tertambat pada kampus yang tak pernah ia lihat sebelumnya itu, Berita kelulusan SNMPTN 17 Mei  2011 pukul 19.00 benar-benar membuat jantung Iffah berdegub kencang. Segera ia cari User ID SNMPTNnya. Tak ditemui. “Aaah,, perasaan kemarin juga masih ada” katanya gelisah. Pada pukul sepuluh malam, tiba-tiba seorang temannya sms, “ Iffah selamat ya...”. ya, Iffah diterima di IPB dan semalaman suntuk ia tak dapat tidur saking bahagianya. 
Sesampainya di Institut Pertanian Bogor.
“ck..ck..ck.. kereen” Iffah berdecak kagum dalam hati. “wah, banyak kakak-kakak yang berjigong (berjilbab gondrong) disini ya..tenang banget sepertinya disini..” girang dalam hati.
Iffah dan mahasiswa baru lain yang berasal dari daerah sama dipertemukan dan diperkenalkan dengan organisasi mahasiswa daerah, Iffah diam-diam memperhatikan sesorang, “sepertinya Iffah pernah melihatnya,, dimana ya? Mm..aa..pasti sewaktu try out STAN..”. setelah pertemuan itu, kami pulang ke kosan sementara. ternyata searah dengan teman yang Iffah perhatikan tadi. Ummi dan Iffah pun segera jalan cepat dan menghampiri gadis mungil itu. Namanya Nanda, terlihat anggun dan sholihah dengan jilbab lebar dan roknya. Ternyata ia adalah adik dari kakak yang mencarikan kami tempat kosan sementara. Iffahpun berkenalan dan menanyakan nomor telfonnya.
Sesampainya di kosan
“ummi, kok kepala Iffah sakit sekali ya..??”
“kenapa?” kata ummi
“ga tau mi, mungkin karena terlambat makan,,”
Sakit kepala Iffah tak kunjung sembuh bahkan bertambah parah dan sulit untuk bangun dari tempat tidurnya.
“besok ummi pulang, Iffah sendiri disini ga papa kan?”
“ia mi..”
Tetapi ummipun resah dan gelisah meninggalkan Iffah yang masih belum sembuh, akhirnya ummi memutuskan untuk membatalkan keberangkatan pulang dan segera memeriksakan Iffah kedokter.
“bu, Iffah harus dirawat di rumah sakit bu, keadaanya sangat lemas” kata dokter
“ya Allah, sakit.. jangan ambil nyawaku dulu, aku belum sempat mebahagiakan orang tuaku, bahkan untuk menghamba padamupun aku.... aaaaa...!!” keringat dingin bercucuran di keningnya ia seakan dikejar ketakutan nafasnya terengah-engah dan tiba-tiba “Ummi...!!” ia terbangun. Tangannya dingin dan bibirnya pucat pasi. Mendengar teriakan anaknya, ummi masuk keruangan iffah dan menanyakan apa yang sedang terjadi. “ada apa nak? Tanganmu dingin dan bibirmu pucat sekali.. sebentar ummi panggilkan suster ya?” segera ummi melangkah keluar lagi, “tidak ummi, tidak usah,, iffah hanya mimpi buruk.. maaf membuat ummi khawatir..” Ummi memang sangat khawatir wajahnyapun terlihat panik. “benar tidak apa-apa?” tanya ummi lagi memastikan. “iya mi..” iffahpun tersenyum. “emangnya iffah mimpi apa tadi?” sambil menyodori segelas air putih. “hanya mimpi ada yang mengejar-ngejar mi..” jawabnya. “haha,, seperti film india doong?” ummi mencoba menghibur. “haha,, ah ummi bisa aja.. ummi sih kebanyakan nonton film India..”.
Beberapa hari berlalu, dan kondisi Iffah sudah mulai membaik, hatinya tiba-tiba ingin menghubungi Nanda. Setelah basa-basi, ia pun mengatakan “Nanda, Iffah ingin seperti Nanda..”. “iya Iffah..mulailah dengan menggunakan rok terlebih dahulu, “ jawab Nanda, Iffahpun dengan yakin akan mengikuti saran Nanda. “Tuhan, aku ingin seutuhnya mencintaiMu dalam ke taatan, bimbinglah aku dengan takdirku.. Tuhan, aku butuh kakak yang bisa membimbingku untuk mengenalmu” doanya lagi
Beberapa pekan kemudian
“perjalananku dikampus hijauku akan segera dimulai, aku akan berangkat dengan segenap harapan dan doa ummi, papa serta adik-adik dirumah” semagatnya membara dalam hati
Sesampainya di asrama A2
“asrama baru..untung udah terbiasa.. asrama begini udah enak banget..Pembina asramanya mahasiswa lagi, Senior Residen (SR). Pembina asrama Iffah namanya mbak Soraya, sepertinya orangnya galak.. tapi karismatik. haha”
Sebulan berada diasrama, mbak Soraya nawarin Iffah sesuatu, “Iffah, kamu mau ikut mentoring ga..?’
“waaaahhhh..mau banget mbak” seolah matanya berbinar seperti dikartun-kartun
Emang Iffah sudah lama tertarik ingin ikut mentoring tapi belum ada respon hingga berbulan–bulan, padahal sudahmendaftarkan diri disana-sini. kalau ditawarin begini, ga tau deh pengennya karena pengen mentoring banget, atau karena karisma mbak Soraya yang memikat hati Iffah. Ia belum pernah mengenal istilah mentoring sebelum di IPB, walaupun masih asing ia membayangkan hal yang unik didalamnya.
“yaudah, kamu tanya temen-temen lorong yang lain ada yang mau mentoring lagi ga?” kata mbak Soraya
“oke siap mbak” kata Iffah
Door to door Iffah menawarkan teman lorongnya untuk mentoring. Ia harus menjelaskan sepengetahuannya, apa itu mentoring, alhamduliah enam orang mau diajak mentoring.
Pertemuan pertama.. kedua.. ketiga.. keempat..dan setrusnya.. Semakin membuat Iffah merasa menikmati indahnya hidup dengan Tarbiyyah.
Ia yang dulu ku sebut dalam doaku, Ia Murobbiku..
Tuhan, hati ini terasa syahdu
Syahdu bila ku sebut namaMu dengan lirih dalam tangis senduku,
Tuhan, semakin ku mencoba mencariMu,
Semakin kutemukan  ketidak berdayaanku,
Tuhan, Ku ingin memakrifatkanMu,
Izinkan ku mengenalMu ya Rabb,
inikah fitrah dan keniscayaan penghambaan,?
Andaikan itu benar adanya,
Aku ingin Engkau terus membimbingku,
Menunjuki jalan untuk langkah kaki  yang terseok-seok ini.
Tuhan, dia yang dulu ku sebut dalam doaku,
Ku pinta padaMu untuk menghadirkannya padaku,
Malaikat yang senantiasa ikhlas membantuku untuk menghadirkanMu slalu dihatiku
Dalam kealpaan dan kehampaanku,
Kau ijabah doa dalam takdirku, Kau hadirkan ia untukku,
Ia yang dulu kusebut dalam doaku, ia murobbiku,
Tuhan, Kau memang mentarbiyahku dengan Cara terindahMu,
 “Aku Tahu ini caranya Allah, cara Allah mengenalkan diriNya padaku, mengenalkan diriNya dengan Tarbiyah,,”
“Aku tahu sedikitpun bukan kuasaku, kuasaku untuk menggapai takdirku, takdirku bertemu dengan murrobiku,”
“Aku tahu ini rencana Allah, Rencana Allah yang paling Indah, paling Indah untuk terus ku kenang, kukenang hingga mencapai Syurga-Nya..”
“Aku tahu dan aku sadari bahwa Allah selalu mengijabah doa-doaku,mengijabah doaku yang dulu ku sebut ia dalam doaku, ia Murobbiku”
*****

Annisa Iffah Azzahra

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

menerima kritik, saran, dan pertanyaan